Senin, 10 Februari 2014

Khayalan di Tengah Rapat Kerja Karena si Sunshine

Rapat di kantor nggak berhenti-berhenti selama seminggu ini. Memang cuma duduk dan mengeluarkan aspirasi saja namun begitu tetap terasa melelahkan. Rapat dari jam 9 pagi sampai jam 4 sore kadang alot, kadang lelet, kadang boring dan kadang juga penuh candaan untuk mendapat suatu kata mufakat akan program-program ke depan dan pembagian jasa pelayanan customer yang sebentar lagi akan dibagikan. Ini memang bukan akhir tahun atau tahun kesekian buat bagi laba berkala, namun itulah kelebihan perusahaan kami.
(⌒˛⌒) Sepanjang rapat jujurnya aku nggak terlalu konsen juga. Hmm lebih terinterupsi dengan bayangan si ireng. Hadoooohh apaan siy? Setelah selama ini kenapa jadi aneh-aneh begini *ketuk-ketuk ubun-ubun*. Untunglah rapatnya nggak terlalu banyak melibatkan pemikiranku, kalau tidak pasti berabe hahahahaha.
Entahlah mengapa sampai jadinya seperti ini. Jadinya sangat ingin melihat dia terus walaupun hal itu tak mungkin. Terlalu menganggap dia itu spesial, unik dan entah mengapa koq loveable gitu. Entahlah.. Perasaan ini tumbuh dengan pesatnya namun aku yang sangat skeptis ini nggak mau kalah dengan perasaan dong. Nggak boleh mengikuti perasaan saja yang akhirnya malah bikin galau nggak jelas kalau nggak ketemu. Apalagi dia tugasnya di bagian ekspedisi yang selalu ke luar kota berbulan-bulan. Kangenpun datang menggila sampai sakit rasanya. Perasaan yang menakutkan. Perasaan ini menyusahkanku dan sepertinya bisa bikin aku melupakan semua standart kerjaku dan prinsip-prinsip dasarnya yang penting. Hohoho apakah ini bisa dikatakan sebagai cinta? Kayaknya terlalu dangkal deh.
Cinta itu apa ada pada pandangan pertama juga? Aku terlalu menyukai cerita-cerita romantis yang berakhir sedih bagiku yang di awali dengan suatu 'pandangan pertama'. Ku rangkai sendiri dalam benakku dengan memakai kemasan objek dan mengisinya dengan karakteristik dan pembawaan yang kuinginkan. Fantasiku terlalu tinggi dan bahkan telah mengganggu kenyataan. Telah mengganggu keseharian yang dalamnya ada harapan-harapanku agar semua yang kuimajinasikan terwujud. Ini semua adalah skenario dalam imajinasiku. Aku mencintai imajinasiku, bukan pribadinya yang sesungguhnya. Dan juga selama ini pasti bad ending dengan semua "pandangan pertamaku". Suka yang "pandangan pertama" namun ujung-ujungnya jadian dengan orang lain yang lebih perhatian dan jadi teman bicara yang mengasikkan dan lalu putus hubungan dalam ketidakpuasanku hanya dalam beberapa minggu saja. Haduhh pusing yaaa bacanya apalagi bagi pembaca iseng yang sudah bingung dengan "underworld tampurung"ku yang kemaren. Apalagi pula yang berusaha diulas sama penulis galau nan sedikit kacau ini. Tapi begitulah kisahnya. Demikianlah yang terjadi dalam alam pikiranku yang gemar akan cerita-cerita melankolik sementara rapat kerja berlanjut...
Powered by Telkomsel BlackBerry®